Seorang pengamat terkemuka Mesir, Mahyuddin Halami al-Ghandur
menyatakan bahwa generasi revolusioner Mesir tidak menilai penting
kesepakatan Kamp David, dan generasi tersebut meyakini bahwa perang
dengan Israel merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
Al-Ghandur dalam wawancaranya dengan kantor berita Fars, menyinggung hubungan Mesir dan rezim Zionis Israel seraya menekankan bahwa kesepakatan perdamaian kedua pihak tidak berarti.
Pengamat
Mesir itu menjelaskan bahwa saat ini Duta Besar Israel telah
meninggalkan Mesir dan rakyat revolusioner terus mendesak pemerintah
untuk segera mengakhiri kerjasamanya dengan Israel dan menghentikan
ekspor gas ke Tel Aviv.
Ditambahkannya, masalah ini sangat jelas
bahwa generasi revolusioner Mesir menentang Israel dan perang dengan
rezim Zionis merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Menurutnya,
dalam 30 tahun terakhir Mesir di bawah pemerintahan rezim yang
sepenuhnya menjadi antek-antek Israel, namun kini, Mesir telah meraih
kembali posisinya sebagai pemimpin dunia Arab.
Kedalaman
Strategis Iran-MesirTerkait masalah hubungan Iran dan Mesir, al-Ghandur
mengatakan, kedua negara memiliki peran penting dan Amerika Serikat
tidak ingin keduanya menjalin kerjasama konstruktif.
Dikatakannya,
"Jika Anda mengikuti perkembangan terbaru, maka Anda akan mengetahui
bahwa negara-negara Teluk (Persia) sangat mendesak Mesir agar tidak
memulihkan hubungannya dengan Iran. Hubungan Iran dengan negara-negara
Teluk Persia sangat baik lalu mengapa mereka menginterferensi hubungan
Tehran-Kairo? Karena ini semua adalah program Amerika Serikat."
"Negara-negara
Teluk Persia tidak berarti. Mereka sama dengan angka nol. Seberapa
banyak penambahan angka nol, tetap hasilnya nol. Namun jika
negara-negara tersebut ditambah dengan Iran, maka tidak akan terjadi
apa-apa. Iran berangka benar, dan jika ditambah nol, hasilnya adalah
angka Iran," ungkap al-Ghandur.
"Poinnya adalah bahwa Mesir juga
merupakan angka benar dan jika ditambah dengan Iran, maka hasilnya akan
semakin besar. Dan ini yang tidak diinginkan Amerika Serikat" jelas
al-Ghandur.
Jika hubungan Iran dan Mesir pulih, al-Ghandur
menegaskan bahwa seluruh masalah akan berubah. Kedua negara memiliki
peran sangat strategis dan Amerika Serikat menyadari fakta tersebut.
Berbeda dengan negara-negara Arab lain di Teluk Persia, mereka semua
tidak bernilai karena angka mereka tetap nol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar