Senin, 09 November 2015

Piala Presiden VS Asap Riau




Siaga Satu Final Piala Presiden dan Empati Bencana Kabut Asap 18 Oktober 2015 08:24:08 Diperbarui : 18 Oktober 2015 11:15:14 Dibaca: 1,212 Komentar: 2 Nilai: 3 Aksi netizen menyuarakan aspirasi untuk tetap perhatian pada bencana kabut asap (sumber foto2 twitter di #MelawanAsap) Ntah kapan udara kalimantan bisa bersih tanpa asap. Ntah kapan kami bisa keluar tanpa masker. Dan ntah kapan kami bisa menghirup udara segar (dari TL @ekka_supriyadi warga Kalteng 17/10/2015) Jelang Final Piala Presiden kondisi Ibu Kota Jakarta memanas. Polda Metro Jaya menetapkan status pengamanan siaga satu untuk pengamanan pertandingan final sepak bola Piala Presiden di Stadion Utama Gelora Bung Karno hari ini 18/10/2015. Status ini sudah diberlakukan sejak Jumat Malam, 16 Oktober 2015.  (Baca detk.com :  Polisi Tetapkan Siaga 1 di Jakarta Jelang Final Piala Presiden ). Polda Metro Jaya sendiri menurunkan 9.000 personil untuk mengamankan pertandingan final Piala Presiden. Selain itu, polisi juga memberlakukan Siaga 1 untuk pertandingan final ini. (Baca kompas.com : Polisi Perketat Pengamanan Jalan Tol saat Final Piala Presiden di Jakarta ) Beberapa kejadian provokasi mulai bermunculan. Sabtu, 17/10/2015 Sebuah mobil Jeep tak luput dari sasaran sekelompok massa beringas yang meresahkan dini hari tadi. Jeep bernomor polisi dari kawasan Bandung Jawa Barat ini 'babak belur' kena timpuk batu. (Baca detik.com Ini Penampakan Jeep yang Rusak Akibat Sweeping di Senayan Dini Hari ). Di hari yang sama  puluhan pemuda berkumpul di pinggir ruas Tol Jagorawi yang mengarah ke Jakarta. Mereka melempari kendaraan yang melintas. Menurut petugas PJR Tol Jagorawi Aiptu Tawar Mereka melempari mobil pelat D (Bandung). (Baca detik.com: Puluhan Pemuda Kembali Lempari Mobil Kali Ini di Tol Jagorawi ) Di tempat jauh disana, di Sumatera dan Kalimantan, sebagian warganya masih dalam kondisi memprihatinkan. Banyak wilayah yang diselimuti kabut asap. Warga berteriak di media sosial menyuarakan kondisi mereka yang seolah kurang diperhatikan. Warga cemburu terhadap penanganan pemerintah yang begitu sigap dengan pertandingan sepak bola, namun seolah tutup mata dengan kondisi kabut asap. Mereka menyindir status siaga satu supporter bola dengan beragam tanggapan. Berikut suara warga beberapa wilayah menyuarakan sikap mereka menyikapi siaga satu pertandingan sepak bola  dari tagar #MelawanAsap:
Memang penetapan siaga satu status keamanan suatu wilayah dengan status bencana tidaklah sama. Ini bukan analogi aple to aple. Tapi empati terhadap warga yang berada di wilayah kabut asap tidak boleh hilang akibat isu kerusuhan sepak bola. Masih banyak wilayah di Indonesia yang kabut asapnya tidak bisa ditangani. Warga khususnya yang berada di wilayah yang dilanda kabut asap wajar untuk cemburu karena mereka berharap hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah terhdap ibu kota. Kondisi kabut asap di kota Sampi Kalteng. Lihatlah beberapa kicauan warga di tagar #MelawanAsap dimana sebagian besar masih mengeluhkan kesulitan bernafas dan jarak pandang yang sangat minim karena kabut asap masih tebal.  Banyak warga di Sumatera dan Kalimantan merindukan langit biru, udara segar, keluar tanpa masker dan hidup normal kembali. Sementara di Jakarta, sebagian malah tegang hanya karena perbedaan klub yang didukunganya, sampai merusak miliki orang lain dan mengancam saudaranya. Teriakan Netizen atas kondisi kabut asap di Kalteng yang masih pekat Alangkah eloknya, dalam pertandingan Final Piala Presiden nanti malam, para supporter, pemain dan penyelenggara termasuk Presiden Jokowi melakukan aksi simpatik minimal berdoa untuk saudara-suadara kita di Kalimantan dan Sumatera yang sedang berjuang dalam pekatnya kabut asap kebakaran lahan dan hutan. Momen bersejarah sepak bola ini akan berakhir manis siapapun yang menang dan warga di Sumatera dan Kalimantan tidak lagi cemburu, bila empati dan kepedulian akan bencana kabut asap bisa dilakukan di ajang sepak bola nasional ini.   Mari galang doa, donasi dan dukungan buat korban bencana kabut asap. Salam kemanusiaan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar