Siaga Satu Final Piala Presiden dan
Empati Bencana Kabut Asap 18 Oktober 2015 08:24:08 Diperbarui : 18 Oktober 2015
11:15:14 Dibaca: 1,212 Komentar: 2 Nilai: 3 Aksi netizen menyuarakan aspirasi
untuk tetap perhatian pada bencana kabut asap (sumber foto2 twitter di
#MelawanAsap) Ntah kapan udara kalimantan bisa bersih tanpa asap. Ntah kapan
kami bisa keluar tanpa masker. Dan ntah kapan kami bisa menghirup udara segar
(dari TL @ekka_supriyadi warga Kalteng 17/10/2015) Jelang Final Piala Presiden
kondisi Ibu Kota Jakarta memanas. Polda Metro Jaya menetapkan status pengamanan
siaga satu untuk pengamanan pertandingan final sepak bola Piala Presiden di
Stadion Utama Gelora Bung Karno hari ini 18/10/2015. Status ini sudah
diberlakukan sejak Jumat Malam, 16 Oktober 2015. (Baca detk.com : Polisi Tetapkan Siaga 1 di Jakarta Jelang
Final Piala Presiden ). Polda Metro Jaya sendiri menurunkan 9.000 personil
untuk mengamankan pertandingan final Piala Presiden. Selain itu, polisi juga
memberlakukan Siaga 1 untuk pertandingan final ini. (Baca kompas.com : Polisi
Perketat Pengamanan Jalan Tol saat Final Piala Presiden di Jakarta ) Beberapa
kejadian provokasi mulai bermunculan. Sabtu, 17/10/2015 Sebuah mobil Jeep tak
luput dari sasaran sekelompok massa beringas yang meresahkan dini hari tadi.
Jeep bernomor polisi dari kawasan Bandung Jawa Barat ini 'babak belur' kena
timpuk batu. (Baca detik.com Ini Penampakan Jeep yang Rusak Akibat Sweeping di
Senayan Dini Hari ). Di hari yang sama
puluhan pemuda berkumpul di pinggir ruas Tol Jagorawi yang mengarah ke
Jakarta. Mereka melempari kendaraan yang melintas. Menurut petugas PJR Tol
Jagorawi Aiptu Tawar Mereka melempari mobil pelat D (Bandung). (Baca detik.com:
Puluhan Pemuda Kembali Lempari Mobil Kali Ini di Tol Jagorawi ) Di tempat jauh
disana, di Sumatera dan Kalimantan, sebagian warganya masih dalam kondisi
memprihatinkan. Banyak wilayah yang diselimuti kabut asap. Warga berteriak di
media sosial menyuarakan kondisi mereka yang seolah kurang diperhatikan. Warga
cemburu terhadap penanganan pemerintah yang begitu sigap dengan pertandingan
sepak bola, namun seolah tutup mata dengan kondisi kabut asap. Mereka menyindir
status siaga satu supporter bola dengan beragam tanggapan. Berikut suara warga
beberapa wilayah menyuarakan sikap mereka menyikapi siaga satu pertandingan
sepak bola dari tagar #MelawanAsap:
Memang penetapan siaga satu status
keamanan suatu wilayah dengan status bencana tidaklah sama. Ini bukan analogi
aple to aple. Tapi empati terhadap warga yang berada di wilayah kabut asap
tidak boleh hilang akibat isu kerusuhan sepak bola. Masih banyak wilayah di
Indonesia yang kabut asapnya tidak bisa ditangani. Warga khususnya yang berada
di wilayah yang dilanda kabut asap wajar untuk cemburu karena mereka berharap
hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah terhdap ibu kota.
Kondisi kabut asap di kota Sampi Kalteng. Lihatlah beberapa kicauan warga di
tagar #MelawanAsap dimana sebagian besar masih mengeluhkan kesulitan bernafas
dan jarak pandang yang sangat minim karena kabut asap masih tebal. Banyak warga di Sumatera dan Kalimantan
merindukan langit biru, udara segar, keluar tanpa masker dan hidup normal
kembali. Sementara di Jakarta, sebagian malah tegang hanya karena perbedaan klub
yang didukunganya, sampai merusak miliki orang lain dan mengancam saudaranya.
Teriakan Netizen atas kondisi kabut asap di Kalteng yang masih pekat Alangkah
eloknya, dalam pertandingan Final Piala Presiden nanti malam, para supporter,
pemain dan penyelenggara termasuk Presiden Jokowi melakukan aksi simpatik
minimal berdoa untuk saudara-suadara kita di Kalimantan dan Sumatera yang
sedang berjuang dalam pekatnya kabut asap kebakaran lahan dan hutan. Momen
bersejarah sepak bola ini akan berakhir manis siapapun yang menang dan warga di
Sumatera dan Kalimantan tidak lagi cemburu, bila empati dan kepedulian akan
bencana kabut asap bisa dilakukan di ajang sepak bola nasional ini. Mari galang doa, donasi dan dukungan buat
korban bencana kabut asap. Salam kemanusiaan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar