Saya Viny
arviana, saya anak pertama dari 3 bersaudara. Saya kelahiran sunda, ayah dan ibu
darah sunda. Setiap setahun sekali saya pulang ke tanah kelahiran ibu dan ayah.
Misalnya acara idul fitri, Acara keluarga. kita sekeluarga berbondong bondong
pergi ke sukabumi untuk besilaturahim. Ibu saya mempunyai kampung halaman yang jarak
nya cukup dekat. Dapat di tempuh dalam 6 jam perjalanan untuk Pulang pergi.
Sewaktu saya kecil di usia sekitar 2-8 tahun setiap pulang pergi kampung
halaman selalu menggunakan kendaraan bermotor. Banyak kisah yang di lalui
setiap pulang pergi ke kampung menggunakan kendaraan beroda dua, dengan bawaan
yang cukup banyak, pakaian dan oleh oleh untuk warga di kampung, tidak banyak
tapi ada sedikit lah, belum membawa adik saya yang masih terbilang kecil.
Selain ibu saya membawa pakaian juga harus menggendong adik saya, belum kalau
adik saya rewel, kepanasaan, kesempitan, sesering mungkin untuk beristirahat
untuk minum, makan,sholat dll. Kampung ibu dan ayah saya kebetulan 1 arah tapi
beda wilayah, dari perjalanan ke kampung halaman ibu saya, lebih dulu sampai ke
kampung ayah saya, jadi setiap kita mudik selalu mampir ke adik adik ayah saya
yang kebetulan searah rumah nya, perjalanan ke kampung ibu saya cukup
menegangkan di banding kampung ayah, karena kampung ibu saya bener bener
pedesaan sekali jadi setiap ke sana harus melewati pegunungan dan perjalanan
bebatuan yang cukup lelah, pernah sewaktu kecil usia saya 8 tahun adik saya
berusia 3 tahun. , kebetulan kita sekeluarga memutuskan untuk pulang kampung, kebetulan
moment acara idul fitri tiba. Dengan bawaan cukup banyak oleh oleh yang lumayan
banyak, setelah melintasi 2 jam perjalanan yang lumayan melelahkan, kita harus
melewati 1 jam perjalanan yang sangat ekstrim kalau menurut saya. 1 jam
perjalanan itu melintasi pegunungan, bebatuan, serta di kiri jalan terdapat
jurang jurang. Tidak ada rumah tidak ada tempat berteduh hanya bilik bilik
petani itu pun jarang, belum kalau sedang musim hujan, Desa cipetir terkenal jalanan
yang curam untuk di lalui (Kalau belum terbiasa). sesekali di setiap jalanan
yang curam dan sulit untuk di lalui. ibu aku harus turun terlebih dahulu dari
motor agar bisa di lalui dengan mudah, cukup sering kita turun naik motor dalam
keadaan yang sulit di lintasi untuk kendaraan bermotor. Sedikit lagi sampai
rumah nenek, ada sedikit jalanan yang sangat curam bebatuan , tikungan tajam
dan di bawah terdapat jurang jurang pesawahan. Pada hari itu kebetulan hujan
membasashi kampung halaman nenek ku. Ayah aku cukup hati hati untuk melintasi
jalanan tersebut, jalanan yang licin serta tanah kapur. bebatuan yang besar
sangat sulit di lalui. Pada hari itu terjadi sebuah kecelakaan yang cukup membekas
di fikiran aku sampai saat ini, di turunan bebatuan menuju rumah nenek
terjadilah tragedi yang gak di inginkan pas di turunan bebatuan, ayah ku
kehilangan keseimbangan dalam mengendarai sepeda motor nya, awal awal memang
hampir jatuh tapi masih bisa di tahan, setelah melewati jalanan yang curam ayah
aku tidak sanggup untuk menahan beban yang ada dengan jalan yang licin dan
bebatuan ‘gebrukkkkk” motor pun terjatuh hampir masuk jurang sudah berada di
bibir jurang, kaki ku masuk ke rantai motor langsung ayah ku menolongi aku,
dengan sendal baru lebaran yang baru di pakai saat itu pun rusak dan hancur
kaki ku merah bagai tergiles oleh motor, alhamdulillah celaka nya tidak terlalu
parah cuma aku sempat nangis dan tidak mau naik motor lagi, selain itu bawaan yang
ibu saya bawa jatuh berantakan berceceran. Adik saya yang berusia 3 tahun
nangis ketakutan begitupun saya, hari yang sudah mulai gelap, hujan yang tidak
berhenti , tidak ada satu pun orang yang dapat menolong penderitaan keluarga
kami, hanya ada bunyi jangkrik,germicik air, serta burung burung berkicau. Aku
yang trauma sekali atas kejadian itu memutuskan tidak mau naik motor lagi
setelah kejadian itu, kebetulan tinggal beberapa kilo dari kejadian tersebut
untuk ke rumah nenek. Akhir nya saya dan ibu saya memutuskan untuk berjalan
kaki dari tempat kejadian ke rumah nenek. Sesampai di rumah nenek saya di kasih
minu air hangat dan di urut kaki nya untuk menghilangkan syok dan memar di
kaki. Dan sampai saat ini ajang pulang kampung hal yang sangat menakutkan untuk
saya, walaupun sekarang kalau pulang kampung tidak memakai roda dua tetap saja
selalu membayangkan yang tidak tidak setiap melewati perjalanan itu, selalu deg
deg kan, takut, tegang. Bisa atau enggak untuk di lalalui. Tetapi untuk teman
teman yang suka tantangan dan hobi naik motor off-road mungkin itu sangat
menyenangkan :)
Sekian cerita
pendek dari saya, jika ada kata kata yang tidak berkenan mohon dibukakan pintu
maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar