Selasa, 29 Desember 2015

BURUH MINTA GAJI NAIK

Pekan lalu ribuan buruh menutup jalan tol yang menghubungkan Cawang-Bekasi sehingga aksi mereka mengganggu lalu lintas.
Para pekerja memprotes keputusan PTUN karena memenangkan gugatan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yang menolak penetapan UMK Kabupaten Bekasi senilai Rp1,491 juta per bulan lewat surat keputusan Gubernur Jawa Barat. Serikat pekerja Tangerang sempat mengancam akan menutup jalan tol Jakarta-Tangerang jika tidak tercapai kesepakatan mengenai tuntutan kenaikan upah.
Namun serikat pekerja Tangerang akhirnya mencapai kesepakatan dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia hari Rabu malam (1/2) mengenai upah minimum kabupaten (UMK) Tangerang.
Dalam pertemuan yang dimediasi oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, disepakati bahwa pengusaha akan menjalankan surat keputusan Gubernur Banten tentang pemberlakuan upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan sebesar Rp1,527. Namun beberapa kelompok buruh lain khawatir pengusaha masih bisa mencari alasan menunda pelaksanaan UMK. "Pengusaha masih bisa meminta penundaan penerapan upah minimum. Perjuangan kami belum selesai," kata salah seorang ketua aliansi buruh, Susmita. Sementara itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri meminta upah buruh dinaikkan agar perkembangan ekonomi juga dirasakan mereka. "Kalau ekonomi terus tumbuh dan dunia usaha tumbuh dan berkembang, maka upah buruh juga mesti ditingkatkan sesuai dengan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan dunia usaha," kata Presiden Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
Sejumlah pihak mengatakan tuntutan kenaikan upah buruh di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Tangerang bisa menjalar ke berbagai daerah.

Pendapat saya 
"Katanya ada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jadi wajar kalau buruh menuntut kenaikan upah. Upah minimum sekarang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di mana harga-harga yang tidak stabil cenderung naik. Pemerintah harus dapat bisa mengendalikan harga agar stabil. Jadi buruh tidak bingung dalam membelanjakan uangnya dan bisa saving (nabung). Ironis sekali kalau pemerintah memberitahukan adanya pertumbuhan ekonomi. Tetapi masyarakat masih kesulitan untuk mencukupi kebutuhan hidup terutama sandang pangan dan pendidikan. Atau pemerataan pertumbuhan ekonomi di indonesia hanya dinikmati kalangan tertentu?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar